Kamis, 29 Mei 2014

Anda Bisa Wisata ke Luar Angkasa, cukup Bayar USD 50 Juta

WidanaNews - Siapapun yang sanggup membayar USD 45-50 juta boleh ikut ke orbit dan berkunjung ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Harga yang senilai 520-580 miliar rupiah ini adalah harga untuk tur selama dua minggu di luar angkasa yang perjalanannya menggunakan pesawat ruang angkasa Rusia Soyuz, Energia Rocket and Space Corporation Rusia mengungkapkan.
Stasiun Luar Angkasa Internasional
ISS difoto dari pesawat ulang alik AS pada 8 September 2009. Setelah tahun 2011 hanya roket Soyuz Rusia yang melayani perjalanan ke ISS. (Gambar: NASA)
"Perjalanan ke luar angkasa (yang lebih jauh dari orbit) adalah perjalanan untuk jarak tak lebih dari 100 kilometer. Berbicara tentang perjalanan ke orbit, sudah ada beberapa wisatawan yang melakukannya, namun tidak banyak orang yang tertarik," kata Presiden RKK Energia Rusia, Vitaly Lopota.

"Satu kursi untuk pergi ke ISS selama sekitar dua minggu adalah sekitar USD 45-50 juta," tambahnya seperti dikutip oleh Kantor Berita Itar-Tass.

Sebagai perbandingan, turis antariksa pertama di dunia, Dennis Tito, seorang multijutawan dan mantan insinyur NASA, ikut menumpang pesawat ruang angkasa Rusia Soyuz pada tahun 2001 dengan biaya sebesar USD 20 juta. Perjalannya ke ISS berlangsung selama delapan hari.

Pesawat ruang angkasa Soyuz

Pesawat ruang angkasa Soyuz. Dikirimkan dari Bumi menggunakan roket Soyuz.

Untuk saat ini ada 925 aplikasi untuk tur perjalanan ke suborbital, yang terbagi pada empat perusahaan Amerika.

Tapi minimnya ketertarikan wisatawan tidak boleh menghentikan pengembangan bisnis pariwisata luar angkasa. Di masa depan, para ilmuwan ruang angkasa harus fokus pada kolonisasi planet lain.

"Lebih jauh dari Mars, kita tidak akan pergi," kata Lopota, sembari menambahkan bahwa untuk masuk lebih jauh ke ruang angkasa, maka harus diciptakan sistem perjalanan yang berbeda. Rusia sudah menyuarakan rencananya untuk menjajah bulan pada tahun 2030. Tahap pertama dari proyek ambisius ini kemungkinan akan segera dimulai setelah dua tahun dari sekarang.
Sumber : artileri.org

Senin, 26 Mei 2014

Inilah Cara Mudah Membuka Situs Yang Diblokir

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

Rabu, 14 Mei 2014

Rusia Larang AS Gunakan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)

 Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)WidanaNews - Rusia membawa ketegangan dengan Amerika Serikat hingga ke luar angkasa. Setelah dihujani sanksi ekonomi oleh AS dan sekutunya di Eropa, pemerintah Kremlin membalasnya dengan mengusir AS dari Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Diberitakan Reuters, Selasa 13 Mei 2014, Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin mengatakan AS harus hengkang dari Stasiun Luar Angkasa Internasional tersebut pada tahun 2020. Rusia juga telah menolak permintaan AS memperpanjang waktu pakai stasiun yang berada di orbit Bumi tersebut.

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS memang saat ini diawaki oleh AS dan Rusia. Namun sejak pesawat luar angkasa AS pensiun pada 2011, Washington mengandalkan pesawat antariksa Soyuz milik Rusia untuk menuju ISS.

Untuk sekali terbang menggunakan Soyuz, AS harus bayar ke Rusia lebih dari US$60 juta atau Rp688 miliar per orang. AS memang tengah mengembangkan pesawat luar angkasa sendiri untuk ke ISS bekerja sama dengan swasta, diprediksi rampung 2017.

Keputusan Rusia ini akan mengganggu misi AS di ISS. Padahal AS telah berencana menggunakan stasiun yang juga digunakan oleh 15 negara itu sampai 2024.

Selain itu, AS juga tidak boleh menggunakan mesin roket buatan Rusia untuk menerbangkan satelit militer. Rusia juga menghentikan operasi sistem navigasi GPS milik AS di wilayah kekuasaan Kremlin mulai Juni mendatang.

Menurut Rogozin, langkah ini mereka lakukan terkait sanksi yang dijatuhkan AS pada Rusia, menyusul pencaplokan Crime di Ukraina. Rusia juga disebut AS dan Uni Eropa hendak menimbulkan ketidakstabilan di Ukraina timur, tempat tumbuh suburnya separatis saat ini.

Salah satu sanksi yang dijatuhkan adalah dihentikannya izin ekspor barang-barang berteknologi tinggi dari perusahaan AS untuk meningkatkan kemampuan militer Rusia.
"Kami khawatir untuk melanjutkan proyek pengembangan teknologi tinggi dengan mitra yang tidak bisa diandalkan seperti Amerika Serikat, yang selalu saja mempolitisir semua hal," kata Rogozin.

Sumber : Vivanews

Selasa, 06 Mei 2014

Indonesia Bisa Luncurkan Roket Satelit Sendiri 2040

Roket Satelit LapanWidanaNews - Indonesia akan memiliki bandar antariksa beserta roket peluncur satelit sejauh 700 kilometer dalam 25 tahun ke depan. Tak ketinggalan satelit penginderaan jauh dan satelit komunikasi. Saat ini Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) tengah menyiapkan rencana induk 25 tahun (2015-2040) yang di dalamnya berisi rencana pembangunan program-program tersebut. Rencana induk ini juga untuk mendukung UU Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan.

Untuk roket peluncur satelit, Lapan kini fokus merancang dan mengembangkan roket muatan atau sonda. Namun pengembangan roket ini mengalami hambatan.

"Cita-cita itu ada, jadi roket untuk peluncur satelit itu menjadi cita-cita pengembangan roket di Lapan," kata Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin kepada Liputan6.com saat bertandang ke kantornya di Jakarta baru-baru ini. 

Namun tak mudah untuk bisa merealisasikan mimpi membangun roket peluncur itu. Sebab, kata Djamaluddin, tak ada institusi di negara mana pun yang bersedia membagi ilmu pembangunan roket begitu saja. "Teknologinya itu tidak bisa dipelajari sendiri."

"Tidak ada sekolah yang memberikan ilmu pengembangan roket, karena ini sangat sensitif. Roket bisa dimanfaatkan untuk keperluan militer, sehingga negara-negara tidak mungkin memberikan begitu saja teknologi roket itu. Sehingga kita harus mengembangkan sendiri atau mungkin bermitra dengan negara mitra kita," tandas Djamaluddin.

Belum lagi, kata Djamaluddin, kebijakan Missile Technology Control Regime (MTCR) yang juga harus dipertimbangkan. MTCR itu adalah semacam perjanjian internasional terkait pembatasan teknologi misil, roket yang dimuati persenjataan. Saat ini Lapan tengah mempelajari kebijakan MTCR itu.

"Kita belajar bagaimana Brazil misalkan, ketika membuat bandar antariksa termasuk juga eksperimen peluncuran roket itu. Pada tahap awal memang bersikukuh tidak mau ikut dalam MTCR. Tapi dalam perkembangannya, itu tidak bisa bertahan seperti itu.

Kemudian ikut dalam perjanjian internasional tersebut, tetapi dengan aturan-aturan yang ketat," papar Djamaluddin. "Kita belum terpikir masalah yang terkait dengan MTCR seperti itu, apakah kita masuk atau tidak? Masih banyak faktor yang dipertimbangkan di sana" imbuh ahli astronomi ini.

Meluncur 2040
Sementara Kepala Pusat Teknologi Roket (Kapustekroket) Rika Andiarti mengatakan, rencana induk ini masih dalam pembahasan. Namun, dia optimistis Indonesia akan mengejar ketertinggalan teknologi peroketan pada 2040 mendatang. Untuk meluncurkan satelit sendiri sebenarnya sudah diproyeksikan pada 2021, tapi peluncurannya di bawah 700 kilometer sekitar orbit 300-400 kilometer. Sedangkan terget orbit di radius 700 kilometer pada 2040.

"Kami memang sekarang sedang mempersiapkan rencana induk keantariksaan untuk 25 tahun mendatang. Inginnya di tahun 2040 kami sudah mampu meluncurkan satelit remote sensing seberat 1 ton ke orbit 700 kilometer," harap wanita berkerudung ini.

Menurut Rika, saat ini Lapan telah mengembangkan roket besar RX-550 dan RX-420 dengan jangkauan di atas 200 kilometer. Untuk menyempurnakan roket ini, Lapan menggandeng beberapa negara lain, salah satunya Ukraina.

Sumber : Liputan6

Minggu, 04 Mei 2014

YotaPhone, Ponsel Canggih Layar Ganda Buatan Rusia

YotaPhone

WidanaNews - YotaPhone adalah ponsel canggih terbaru buatan Rusia. Setelah seminggu melakukan uji coba YotaPhone, RBTH menyimpulkan telepon genggam dengan layar ganda ini merupakan sebuah ide hebat, namun sayangnya belum terimplementasikan dengan sempurna.

Spesifikasi Umum

Dalam hal resolusi layar, prosesor, memori, dan baterai, YotaPhone mampu bersaing dengan produk lain di rentang harga Rp 6.000.000 hingga Rp 8.000.000. YotaPhone memiliki layar LCD 4,3 inci, menggunakan sistem operasi Android Jelly Bean dengan prosesor dual core 1.7 GHz, memori RAM 2 GB, memori eksternal 32 GB dan baterai 1800mAh. Dengan baterai tersebut, ponsel ini tahan cukup lama dalam sekali pengisian daya baterai.

Panggilan dan SMS

Semua panggilan tak terjawab dan pesan singkat dapat ditampilkan pada layar e-ink (kertas elektronik) di belakang ponsel. YotaPhone juga menambahkan piktogram berupa kucing, hati, atau kue di bagian atas setiap pesan singkat berdasarkan isi pesan.

YotaPhone, Ponsel Layar Ganda Buatan Rusia

Tampilan menu utama. Kredit: Slava Petrakina

Kamera

Lensa kamera ponsel ini terletak di bawah. Penempatan ini sungguh aneh dan membuat pengguna rentan tanpa sengaja mengambil foto jari-jari mereka sendiri. Alasan penempatan tersebut terkait dengan layar ganda ponsel.

YotaPhone, Ponsel Layar Ganda Buatan Rusia

Penempatan lensa kamera ponsel yang tidak lazim dikarenakan layar ganda pada ponsel. Kredit: Slava Petrakina

Hiburan

Penggunaan aplikasi yang paling berat secara grafis pun akan terasa ringan, cepat dan lancar di YotaPhone. Layar YotaPhone yang lebar membuat bermain game di peranti ini terasa nyaman. Layar sentuhnya juga memiliki kepekaan yang baik. Sayangnya, strip sentuh yang ada di kedua sisi ponsel tidak begitu mengesankan. Strip-strip tersebut dimaksudkan menggantikan tombol fisik, namun fitur ini cukup sulit digunakan dan beberapa gestur tidak terbaca dengan baik pada awalnya.

YotaPhone, Ponsel Canggih Layar Ganda Buatan Rusia

Layar sentuh YotaPhone memiliki kepekaan yang baik (responsif). Kredit: Slava Petrakina

Membaca

Semua informasi yang ditampilkan di layar utama YotaPhone dapat dipindahkan ke layar e-ink sekunder hanya dengan menggesekkan dua jari ke bawah layar. Namun masalahnya, tidak ada yang dapat Anda lakukan dengan gambar statis yang dihasilkan di layar e-ink. Terkait hal ini, fitur penghemat baterai sebagai aspek unggul ponsel yang bergantung pada layar e-ink menjadi tidak begitu efektif karena pengguna harus sering beralih ke layar LCD utama.

YotaPhone, Ponsel Canggih Layar Ganda Buatan Rusia

Tampilan layar e-ink. Kredit: Slava Petrakina

Layar e-ink sangat bagus untuk membaca berita atau tweet, tetapi pengguna harus beralih kembali ke layar utama jika hendak berinteraksi. Sebagai contoh, untuk menyukai sebuah status Facebook atau memberi komentar, pengguna harus menggunakan layar LCD, membuka aplikasi Facebook dan membuka ulang halaman yang diinginkan.

Secara umum, YotaPhone masih jauh dari ideal dan jelas bukan peranti yang cocok untuk semua orang. Banyak orang akan menganggapnya terlalu besar atau tidak cukup cepat, ada pula yang mungkin menginginkan baterai yang lebih besar, atau tidak melihat kegunaan layar sekunder.

Untuk harga kisaran Rp 8.000.000, orang dapat menemukan gadget dengan spesifikasi lebih tinggi. Namun, perlu diingat bahwa semua permasalahan tersebut terkait selling point utama ponsel yakni layar e-ink sekunder dan peranti lunaknya. Setelah ada lebih banyak aplikasi yang mendukung, layar e-ink mungkin dapat lebih berguna, sehingga YotaPhone akan menjadi lebih menarik.

Sumber : http://indonesia.rbth.com/

Jumat, 02 Mei 2014

Yandex, Firmware Android Pesaing Google

firmware “Yandex.Kit”

WidanaNews - Produsen teknologi multimedia digital Explay dari Rusia memperkenalkan ponsel canggih pertamanya dengan firmware “Yandex.Kit”, Explay Flame. Inovasi Yandex menjadi langkah yang ditunggu-tunggu untuk mengungguli Google di pasar Persemakmuran Negara-negara Merdeka (Commonwealth of Independent States/CIS).

Firmware “Yandex.Kit” diluncurkan oleh Explay pada Februari lalu. Basis “Yandex.Kit” adalah sistem Android, namun pada firmware ini layanan Google digantikan oleh layanan “Yandex”, mulai dari mesin pencari, e-mail, peta, penyimpanan cloud, pencarian, browsing,hingga Yandex app store. App store Yandex memiliki lebih dari 100.000 aplikasi. Tahun ini, Explay berencana merilis tablet berbasis “Yandex.Kit.”

Tujuan utama firmware ini adalah untuk memaksimalkan semua fitur dalamsmartphone. Pengguna Yandex.Kit dapat mencari kontak dengan segala bentuk nama dan memiliki buku telepon yang dapat menemukan dan mengidentifikasi nomor penting yang tidak disimpan dalam telepon seperti apotek, bank, serta lembaga-lembaga lain. Keyboard pada firmware baru ini menunjukkan abjad untuk kedua layout dan memberi saran autocorrect untuk kata-kata yang diketik.

Format kerjasama ini unik untuk pasar Rusia. Inovasi Yandex menjadi langkah yang ditunggu-tunggu untuk mengungguli Google di pasar Persemakmuran Negara-negara Merdeka (Commonwealth of Independent States/CIS). Di sisi lain, peluncuran  firmware untuk Android dan kerjasama dengan Huawei China ini juga satu langkah lagi bagi perusahaan ini untuk masuk ke pasar internasional.

Yandex mulai melebarkan sayap ke pasar internasional pada 2011, ketika ia meluncurkan portal pencarian di Turki yakni situsyandex.com.tr. Saat ini, Yandex berencana bekerja sama dengan mesin pencari Ceko, Seznam. Seznam, seperti Yandex, lebih diminati oleh penduduk negerinya sendiri, meskipun ada Google. Menurut laporan yang belum dikonfirmasi, Yandex berencana untuk segera meluncurkan layanan di Polandia.

Sumber : http://indonesia.rbth.com/

Foto-foto Langka Kecelakaan Pesawat Ulang Alik Challenger 1986

Kecelakaan Pesawat Ulang Alik Challenger 1986

WidanaNews - Pesawat ulang-alik Challenger milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengalami kecelakaan dahsyat ketika diluncurkan pada tanggal 28 Januari 1986. Meledaknya pesawat ulang-alik itu menewaskan seluruh awaknya yang berjumlah tujuh orang.

Melansir News Channel 3, Selasa 21 Januari 2014, 28 tahun sejak kejadian kecelakaan besar itu, muncul 26 foto yang menggambarkan dahsyatnya ledakan pesawat ulang-alik Challenger. Insiden itu termasuk dalam sejarah terburuk dalam aktivitas antariksa Amerika Serikat.

Foto-foto itu ditemukan oleh Michael Hindes, dia adalah cucu Bill Rendle, seorang pekerja kontraktor NASA yang bekerja mempersiapkan peluncuran pesawat ulang-alik Challenger.

"Kakek saya menceritakan bahwa dia yang mempersiapkan peluncuran dan melihat langsung kejadian meledaknya pesawat ulang-alik Challenger. Tapi, dia tidak pernah sekalipun menceritakan telah memotret kejadian itu," kata Hindes.

Namun, setelah kakeknya meninggal beberapa hari lalu, Hindes menemukan sebuah kotak tua yang di dalamnya berisi foto-foto detik-detik peluncuran dan meledaknya pesawat ulang-alik Challenger pada tahun 1986 lalu.

"Saya kaget melihat foto-foto tersebut. Lalu, saya ingin menyebarkan foto-foto langka itu kepada publik. Akhirnya saya memposting foto-foto itu di situs Reddit," ujar Hindes.

Di dalam postingnya, Hindes juga menceritakan pengalaman melihat peristiwa ledakan pesawat ulang-alik Challenger. 

"Ketika itu saya masih sekolah di Taman Kanak-kanak di wilayah Florida, AS. Murid-murid dan para guru pergi ke taman untuk melihat peluncuran pesawat ulang-alik. Ketika sampai di tengah langit tiba-tiba pesawat meledak, kami langsung dibawa guru masuk ke dalam kelas," tutur Hindes.

Foto-foto langka kejadian meledaknya pesawat ulang-alik Challenger mendapat banyak komentar dari pengguna situs Reddit. Salah satu akun bernama LordQuagga mengatakan, kendaraan tercanggih di masanya saja masih bisa mengalami kecelakaan.

"Tapi, kematian para astronot itu tidak pernah sia-sia. Setiap kematian telah mengajarkan kita untuk mengembangkan teknologi baru yang lebih aman. Itu adalah tekad astronot dalam menjalankan tugas-tugasnya," tulis LordQuagga di situs Reddit.


Kecelakaan Pesawat Ulang Alik Challenger 1986

Kecelakaan Pesawat Ulang Alik Challenger 1986

Kecelakaan Pesawat Ulang Alik Challenger 1986

Kecelakaan Pesawat Ulang Alik Challenger 1986

Kecelakaan Pesawat Ulang Alik Challenger 1986

Kecelakaan Pesawat Ulang Alik Challenger 1986

Kecelakaan Pesawat Ulang Alik Challenger 1986

Kecelakaan Pesawat Ulang Alik Challenger 1986

Kecelakaan Pesawat Ulang Alik Challenger 1986

Kecelakaan Pesawat Ulang Alik Challenger 1986

Kecelakaan Pesawat Ulang Alik Challenger 1986

Kecelakaan Pesawat Ulang Alik Challenger 1986

Kecelakaan Pesawat Ulang Alik Challenger 1986

Sumber : http://teknologi.news.viva.co.id/