WidanaNews - YotaPhone adalah ponsel canggih terbaru buatan Rusia. Setelah seminggu melakukan uji coba YotaPhone, RBTH menyimpulkan telepon genggam dengan layar ganda ini merupakan sebuah ide hebat, namun sayangnya belum terimplementasikan dengan sempurna.
Spesifikasi Umum
Dalam hal resolusi layar, prosesor, memori, dan baterai, YotaPhone mampu bersaing dengan produk lain di rentang harga Rp 6.000.000 hingga Rp 8.000.000. YotaPhone memiliki layar LCD 4,3 inci, menggunakan sistem operasi Android Jelly Bean dengan prosesor dual core 1.7 GHz, memori RAM 2 GB, memori eksternal 32 GB dan baterai 1800mAh. Dengan baterai tersebut, ponsel ini tahan cukup lama dalam sekali pengisian daya baterai.
Panggilan dan SMS
Semua panggilan tak terjawab dan pesan singkat dapat ditampilkan pada layar e-ink (kertas elektronik) di belakang ponsel. YotaPhone juga menambahkan piktogram berupa kucing, hati, atau kue di bagian atas setiap pesan singkat berdasarkan isi pesan.
Tampilan menu utama. Kredit: Slava Petrakina
Kamera
Lensa kamera ponsel ini terletak di bawah. Penempatan ini sungguh aneh dan membuat pengguna rentan tanpa sengaja mengambil foto jari-jari mereka sendiri. Alasan penempatan tersebut terkait dengan layar ganda ponsel.
Penempatan lensa kamera ponsel yang tidak lazim dikarenakan layar ganda pada ponsel. Kredit: Slava Petrakina
Hiburan
Penggunaan aplikasi yang paling berat secara grafis pun akan terasa ringan, cepat dan lancar di YotaPhone. Layar YotaPhone yang lebar membuat bermain game di peranti ini terasa nyaman. Layar sentuhnya juga memiliki kepekaan yang baik. Sayangnya, strip sentuh yang ada di kedua sisi ponsel tidak begitu mengesankan. Strip-strip tersebut dimaksudkan menggantikan tombol fisik, namun fitur ini cukup sulit digunakan dan beberapa gestur tidak terbaca dengan baik pada awalnya.
Layar sentuh YotaPhone memiliki kepekaan yang baik (responsif). Kredit: Slava Petrakina
Membaca
Semua informasi yang ditampilkan di layar utama YotaPhone dapat dipindahkan ke layar e-ink sekunder hanya dengan menggesekkan dua jari ke bawah layar. Namun masalahnya, tidak ada yang dapat Anda lakukan dengan gambar statis yang dihasilkan di layar e-ink. Terkait hal ini, fitur penghemat baterai sebagai aspek unggul ponsel yang bergantung pada layar e-ink menjadi tidak begitu efektif karena pengguna harus sering beralih ke layar LCD utama.
Tampilan layar e-ink. Kredit: Slava Petrakina
Layar e-ink sangat bagus untuk membaca berita atau tweet, tetapi pengguna harus beralih kembali ke layar utama jika hendak berinteraksi. Sebagai contoh, untuk menyukai sebuah status Facebook atau memberi komentar, pengguna harus menggunakan layar LCD, membuka aplikasi Facebook dan membuka ulang halaman yang diinginkan.
Secara umum, YotaPhone masih jauh dari ideal dan jelas bukan peranti yang cocok untuk semua orang. Banyak orang akan menganggapnya terlalu besar atau tidak cukup cepat, ada pula yang mungkin menginginkan baterai yang lebih besar, atau tidak melihat kegunaan layar sekunder.
Untuk harga kisaran Rp 8.000.000, orang dapat menemukan gadget dengan spesifikasi lebih tinggi. Namun, perlu diingat bahwa semua permasalahan tersebut terkait selling point utama ponsel yakni layar e-ink sekunder dan peranti lunaknya. Setelah ada lebih banyak aplikasi yang mendukung, layar e-ink mungkin dapat lebih berguna, sehingga YotaPhone akan menjadi lebih menarik.
Sumber : http://indonesia.rbth.com/