WidanaNews - F-22 Raptor boleh merajalela di Suriah dalam menggempur ISIS. Tetapi China meyakini bisa melumpuhkan pesawat itu dengan mudah. Perkembangan teknologi anti-siluman negara tersebut diyakini bisa segera membuat kemampuan jet tempur siluman generasi kelima F-22 dan drone Neuron Eropa akan segera usang, Demikian klaim Huanqiu, website nasionalisme tabloid Global Times China.
Dipajang di Pameran Pertahanan Elektronik Internasional di Beijing, china pada 9 Mei 2014 yg lalu bahwa radar pasif DWLOO2 dikatakan memiliki jangkauan hingga 500 kilometer dan dapat
menutupi seluruh ruang udara dengan nol “blind spot.” Radar terutama akan digunakan untuk pertahanan udara dan pengawasan pesisir dalam lingkungan elektromagnetik yang kompleks, dengan kemampuan untuk mendeteksi, mencari dan melacak target udara, laut, dan radiasi daratan dalam jangkauan , kata laporan itu.
Yang Lebih mengesankan lagi adalah perkembangan teknologi anti-siluman China berupa radar pasif yg dapat melacak semua jenis pesawat melalui frekuensi gelombang radio rendah yg tidak diketahui oleh sang pilot kalau mereka sedang diamati atau jadi sasaran.
Berbeda dengan radar konvensional yang mengirimkan sinyal berfrekuensi tinggi. Hal ini menandai bahwa militer China dapat melacak pesawat melalui sinyal dari sumber daya seperti pemancar yang digunakan untuk televisi, radio FM dan ponsel.
Selain radar pasif, radar konvensional Pengawas dan Pembimbing udara JY-27A China juga dikatakan sebagai radar udara jarak jauh state-of-the-art dengan gelombang 3D terkemuka di dunia yang mampu mendeteksi pesawat siluman dan peluru kendali.
Dengan kemajuan yg diperoleh, dapat dikatakan bahwa China mencapai kemajuan yang cepat dalam hal teknologi anti-siluman meninggalkan Amerika Serikat, yang menempatkan tekanan pada militer China setelah kedutaan China di Belgrade pernah ditargetkan oleh pembom siluman B-2 AS selama misi pemboman NATO yg dilakukan di Yugoslavia pada tahun 1999. AS
kemudian menempatkan lebih banyak pembom siluman B-2 dan jet tempur siluman F-22 di pangkalan angkatan laut AS di Guam yang memaksa China bereaksi terhadap ancaman, katanya.
Tekad China pun semakin tinggi setelah AS menghentikan penjualan 10 VERA radiolocators pasif ke China dari produsen radar ERA pada tahun 2004. Penjualan radar senilai US$ 55,7 juta yang sudah disetujui otoritas Ceko dibatalkan begitu saja pada menit-menit terakhir setelah menteri luar negeri AS Colin Powell mengajukan protes dengan menteri luar negeri Republik Cyril Svoboda.
Sumber : Facebook (Info Militer Dunia)
0 komentar:
Posting Komentar