WidanaNews - Jumlah senjata nuklir dunia kembali turun di tahun 2014, namun penurunan kali ini masih lebih lambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Senin, 16 Juni 2014.
Dalam lima tahun terakhir telah terjadi penurunan besar dalam jumlah total hulu ledak nuklir di dunia," menurut SIPRI dalam laporan tahunannya tentang peta kekuatan nuklir dunia. Penurunan ini utamanya karena Rusia dan Amerika Serikat, yang total keduanya masih memegang 93 persen dari semua senjata nuklir dunia, mengurangi persediaan senjata nuklir strategis mereka di bawah perjanjian tentang Upaya Pengurangan dan Pembatasan Senjata Ofensif Strategis (New START) dan juga karena pengurangan sepihak karena alasan tertentu.
Jumlah hulu ledak nuklir di dunia saat ini telah turun menjadi 16.300 buah dibandingkan tahun 2013 yang 17.270 buah atau yang lebih jauh pada tahun 2010 yang sebanyak 22.600 hulu ledak nuklir. Namun SIPRI mengingatkan bahwa penurunan jumlah senjata nuklir ini bukan berarti menyiratkan komitmen nyata dari negara-negara dengan kekuatan nuklir untuk meninggalkan persenjataan nuklir mereka.
Pada awal tahun ini Amerika Serikat dan Rusia masing-masing masih memiliki 7.300 dan 8.000 buah hulu ledak nuklir, menurut SIPRI.
"Sekali lagi pada tahun ini, negara-negara yang memiliki senjata nuklir telah membuat langkah kecil untuk menunjukkan niatnya membongkar seluruh persenjataan nuklir mereka," Shannon Kile dan Phillip Patton Schell peneliti SIPRI mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Namun, penyebaran dan penyimpanan senjata nuklir sejak lama oleh negara-negara ini menunjukkan pandangan mereka bahwa senjata nuklir akan tetap menjadi elemen penting dalam kalkulasi strategis mereka alias tidak bisa ditinggalkan.
Sementara dua kekuatan nuklir utama dunia mengurangi jumlah senjata nuklir mereka, jumlah nuklir beberapa negara lain tetap stabil seperti Inggris, Perancis dan Israel yang masing-masing tetap dalam jumlah 225 dan 300 dan 80 hulu ledak nuklir.
Berbeda dengan negara lainnya, jumah senjata nuklir China, India dan Pakistan terus bertambah dalam beberapa tahun terakhir meskipun untuk awal tahun 2014 tidak terjadi peningkatan. Total China, India dan Pakistan pada tahun 2014 masing-masing memiliki 250, 90-110 dan 100-120 hulu ledak nuklir. Sementara nuklir Israel beberapa tahun belakangan tetap pada jumlahnya yang 80 buah, kemungkinan bisa bertambah mengingat situasi di Timur Tengah terutama terkait Iran. Sedangkan Iran sendiri oleh SIPRI tidak dilaporkan memiliki hulu ledak nuklir.
Korea Utara juga masuk ke dalam daftar nuklir 2014 dengan jumlah enam hingga delapan hulu ledak nuklir.
"Ada konsensus di komunitas ahli bahwa Korea Utara telah menghasilkan sejumlah kecil senjata nuklir, yang berbeda dari bahan peledak nuklir dasar", ujar SIPRI.
Namun, peneliti SIPRI mengatakan kepada AFP bahwa angka yang dimiliki Korea Utara ini didasarkan pada kapasitas produksi plutonium negara itu, bukan berdasarkan kemampuannya untuk secara efektif digunakan sebagai senjata.
"Ada kemungkinan (Korea Utara) cukup bahan untuk membuat enam sampai delapan senjata nuklir. Namun belum ada indikasi yang jelas yang menunjukkan mereka mampu menghasilkan hulu ledak nuklir, dan untuk menghasilkan sistem rudal terkait yang bisa mengirimkan hulu ledak ini," ujar SIPRI.
Sumber : Arteleri.org
0 komentar:
Posting Komentar