WidanaNews - Departemen Pertahanan (Pentagon) Amerika Serikat jengkel atas insiden pesawat jet tempur Rusia yang terbang sangat dekat di depan pesawat mata-mata militer AS. Insiden pada akhir April lalu di wilayah Jepang utara itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan kedua negara terkait krisis Ukraina.
Juru bicara Pentagon, Kolonel Steve Warren, mengatakan tidak ada komunikasi radio antar-dua pesawat. “Sulit untuk mengetahui alasan pilot (Rusia) tapi efeknya bahwa personel pada (pesawat Amerika) mampu melihat bahwa pesawat ini dipersenjatai,” kata Warren, kemarin seperti dilansir Reuters, Kamis (5/6/2014).
Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel dan Kepala Staf Gabungan Militer AS, Jenderal Martin Dempsey, secara pribadi menyampaikan keprihatinan mereka kepada pihak Moskow. Menurut Waren, kedua pihak telah membahas insiden ini secara terbuka.
Sementara itu, Kedutaan Rusia di Washington belum bersedia mengkonfirmasi laporan tersebut. Pihak Moskow juga tidak memberikan penjelasan atas manuver membahayakan dari pesawat tempur mereka.
Kejadian tersebut baru terungkap ke public pada Rabu 4 Mei 2014. Disebutkan bahwa pesawat pengintai RC – 135U yang merupakan pesawat intelijen buatan Boeing sedang melakukan misi rutin di atas Laut Okhotsk utara Jepang pada tanggal 23 April ketika pesawat tempur Rusia terbang dalam jarak sekitar 100 kaki ( 30 meter ) di depan mereka.
Demikian penjelasan Laksamana John Kirby , juru bicara Pentagon , kemarin . Insiden itu bertepatan dengan kedatangan Presiden Barack Obama ke Jepang, di mana ia mengkritik Rusia atas aneksasinya terhadap Crimea.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pun telah menyatakan bergabung dengan tujuh negara lain untuk memberikan sanksi kepada Rusia. Juru bicara Angkatan Udara Rusia Igor Klimov mengatakan dia tidak mau berkomentar atas insiden tersebut.
Rusia telah meningkatkan kegiatan militernya di seluruh perbatasan Jepang dalam beberapa bulan terakhir. Jepang mengirimkan jet tempur untuk mencegat pesawat Rusia yg mendekati wilayah udaranya, diperkirakan terjadi sebanyak 359 kali dalam setahun hingga 31 Maret . Jumlah itu meningkat sebelumnya sebanyak 248 kali.
Pada bulan April , serangkaian pesawat militer Rusia itu terlihat berputar-putar dari garis pantai Jepang. Militer Jepang pun mengirimkan sejumlah pesawat sebagai reaksi. RC – 135U adalah salah satu pesawat
pengintai paling rahasia AS yang mampu menyediakan informasi pengintaian elektronik strategis, melakukan analisis sinyal melalui berbagai komersial off- the- shelf perangkat keras dan perangkat lunak berpemilik, termasuk Menemukan Sistem Automatic Electronic Emitter.
Hanya dua jenis seperti RC – 135 yang dioperasikan oleh Wing ke-55 dari Offutt Air Force Base, Nebraska tetapi mereka biasanya ditempatkan di luar negeri untuk mengawasi di mana pesawat itu diperlukan .
Pejabat pertahanan di Washington menyebut pertemuan ini adalah insiden yang paling berbahaya setelah perang dingin. Amerika menuding Su- 27 Rusia secara sembrono telah melakukan pencegatan. Menurut Pentagon intersepsi diawali ketika Su-27 mendekati RC – 135U yang dianggap sebagai pesawat penyusup.
Mereka mempertahankan jaraknya pada 100 kaki dan melakukan manuver yang dinilai berbahaya dan tidak sesuai dengan standar internasional 'pencegatan udara'. Manuver itu dapat menyebabkan tabrakan diantara dua pesawat.
Ini adalah sebuah insiden yang mengingatkan kita pada pencegatan yang dilakukan juga oleh Angkatan Laut China terhadap pesawat mata- mata Amerika di tahun 2001. Pada 1 April 2001, EP – 3E dengan VQ – 1 Angkatan Laut AS, menerbangkan ELINT ( Electronic Intelligence ) di wilayah udara internasional 64 km sebelah tenggara dari pulau Hainan yang kemudian dicegat oleh dua J -8 China. Salah satu J – 8 dikemudikan oleh Letnan Cdr . Wang Wei yg terlalu dekat melewati 'EP – 3' sebelum bertabrakan.
Akibatnya, J – 8 pecah menjadi dua bagian dan jatuh ke laut yg menyebabkan tewasnya pilot tersebut . Sementara 'EP-3' melakukan pendaratan darurat di Lapangan Terbang China Lingshui. Sebanyak 24 anggota kru ( 21 pria dan tiga perempuan) berhasil menghancurkan data2 penting yg ada di dalam pesawat. Namun mereka kemudian ditahan pihak berwenang di China.
Pencegatan yang berakhir dengan tabrakan juga terjadi pada 13 September 1987. Sebuah RNoAF P – 3B bertabrakan di udara dengan Su – 27 Flanker Soviet di Laut Barents.
Sumber : sindonews.com & facebook (IMD)
0 komentar:
Posting Komentar