Rabu, 18 Februari 2015

5 Ilmuwan Muslim Besar Sepanjang Sejarah


Ilmuwan-ilmuwan hebat yang ada di dunia tak hanya berasal dari negara-negara di Eropa, tetapi dari kalangan Muslim juga banyak ilmuwan-ilmuan yang hebat dengan penemuannya yang berguna hingga sekarang.

Sepanjang sejarah, banyak ilmuwan dari kalangan Muslim besar yang sangat terkenal dengan penemuannya. Melansir laman, Republika.co.id, berikut ringkasan dari 5 ilmuwan Muslim paling terkenal sepanjang sejarah dunia.

5. Abu Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Farabi (872-950 M)

(foto: atmosferku.blogspot.com)

Al-Farabi adalah ilmuwan dan filsuf Islam yang berasal dari Farab, Kazakhstan. Dia dikenal dengan sebutan 'guru kedua' setelah Aristoteles, karena kemampuannya dalam memahami ilmu filsafat yang menakjubkan.

Sebagai ahli filsafat Muslim pertama, Al-Farabi telah menciptakan banyak karya dalam ilmu pengetahuan, seperti logika, ilmu matematika, ilmua alam, teologi, ilmu politik dan kenegaraan serta bunga rampai (Kutub Munawaa'ah).

Karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah yang artinya kota atau negara utama yang membahas tentang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan antara rezim yang paling baik menurut pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah Islam.

4. Abu Abdullah Muhammad ibn Jabir ibn Sinan ar-Raqqi al-Harrani as-Sabi al Battani (858-929 M)

(foto: en.wikipedia.org)

Juga dikenal dengan nama Al Battani, ia adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Arab yang paling berpengaruh. Lahir di Kota Herran, dekat Urfa, penemuannya dalam dunia matematika memang sangat berpengaruh hingga sekarang.

Beliau berhasil menemukan sejumlah persamaan trigonometri, tan a = sin a/cos a, dan juga memecahkan persamaan sin x = a cos. Serta dengan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan persamaan-persamaan untuk menghitung tangen, cotangen, dan menyusun tabel perhitungan tangen.

Salah satu pencapaian Al Battani yang paling terkenal adalah tentang penentuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik.

3. Abu Raihan Al-Biruni (973-1048 M)

(foto: sandzacke.rs)

Al-Biruni lahir di Khawarazi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah yang pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia. Dia adalah seorang matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat dan obat-obatan.

2. Ibn al-Haytham (965-1040 M)

(foto: muslim-academy.com)

Ibn al-Haytham atau lebih dikenal dengan nama Alhazen adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan dan filsafat.

Alhazen dikenal sebagai bapak optik modern karena penemuan dan karya-karyanya di bidang ilmu optik dan pencahayaan benda. Penemuannya itu jadi cikal bakal kamera yang masih digunakan hingga sekarang.

Sebelum Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Keppler, dan Newton, penemuan Ibnu Haitham dalam hukum pemantulan dan pembiasaan cahaya merupakan yang paling awal, jauh sebelum Snellius.

1. Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (780-850 M)

(foto: islampos.com)

Dia dikenal sebagai Bapak Aljabar, karena buku pertamanya al-Jabar, yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan.

Beliau juga merupakan ahli matematika, astronomi astrologi, dan geografi yang lahir sekitar tahun 780-an di Khwarizm, yang sekarang Khiva, Uzbekistan.

0 komentar:

Posting Komentar